Trenggalek-Jawatimur, Ziarah, doa bersama serta nyekar dimakam merupakan tradisi dan budaya asli Jawa, Untuk tetap menjaga budaya ini maka Pemilik Grup CFN beserta seluruh Keluarga besar di Trenggalek melaksanakan ziarah makam ke pemakaman Dusun Kedekan Desa Wonoanti, Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek.

Owner Grup CFN Eka Setyarsa, SE saat ditemui awak media di tempat pemakaman menyampaikan, alhamdulillah hari ini saya dan keluarga besar di Trenggalek bisa melakukan ziarah,doa bersama dan nyekar kepada leluhur kita”Ungkapnya

Masih dengan Eka menyampaikan doa bersama dan interpretasi terhadap makna tradisi “nyekar” ini memang harus lebih produktif. Nyekar bukan sekedar sekedar praktik keagamaan atau kepercayaan, namun lebih luas dari itu, tradisi nyekar menyangkut ranah kebudayaan, sosial, bahkan ekonomi, Karena tradisi “nyekar” di samping merupakan bentuk akulturasi dan model budaya keislaman pribumi, “nyekar” juga merupakan ajang memperkuat kembali akar sejarah serta merefleksikan masa depan.

Artinya, dengan “nyekar” yang dimaknai secara lebih mendalam, seseorang diharapkan dapat merefleksikan sisi-sisi historis eksistensinya, dari mana dia berasal serta bagaimana dia dibesarkan dan dilimpahi kasih sayang oleh orang-orang yang dia datangi di maqbarahnya itu.

Dengan demikian, diharapkan timbul rasa sayang, iba, dan harapan besar akan pengampunan dari Tuhan untuk mereka yang telah “kembali” tersebut. Dan di dalam ketulusan dan keikhlasan terwujud. Tidak hanya itu, tradisi “nyekar” juga diharapkan dapat merefleksikan apa yang harus diperbuat seseorang untuk masa depan, yang telah berada di dalam kubur pasti telah “meninggalkan” banyak “pekerjaan” yang belum terselesaikan, bisa berbentuk cita-cita perjuangan, atau bahkan hal -hal yang mungkin harus diperbaiki dalam kehidupan ke depan. Nah, yang masih hidup inilah yang harus “meneruskan” cita dan harapan tersebut serta memperbaiki semuanya”Ujarnya

Jurnalis : Bule